Tahu murni khas Harjosari Lor |
ADIWERNA – Masyarakat Tegal pasti sudah
tidak asing lagi dengan tahu Aci. Kuliner yang terbuat dari tahu kuning
ditambah dengan aci yang digoreng renyah ini merupakan produk unggulan dari
tegal yang mana bahannya diproduksi sendiri di kabupaten ini.
Daerah yang dikenal menjadi sentra industry tahu terletak di
Desa Harjosari Lor, kecamatan adiwerna, kabupaten Tegal. Pada RT 18/RW 04
terlihat beberapa industry rumahan tahu sedang giat-giatnya memproduksi tahu
kuning saat disambangi pada selasa, (23/06/20) kemarin.
Salah satu pemilik usaha Tahu, Yanto menyebutkan untuk
standar produksi perharinya yakni sebanyak satu kuintal kedelai untuk dijadikan
tahu, bahkan bisa lebih jika pesanan sedang melonjak.
“Satu hari itu dapat 16 masa (ember besar), yang satu masa itu
ada 300 biji tahu” terang Yanto.
Ia biasa menjualtahunya pada bakul-bakul penjual gorengan yang datang mengambil sendiri ke
tempatnya.
proses pembuatan tahu cukup memakan waktu yang lama.
Pertama-tama kedelai di cuci bersih, kemudian direndam
menggunakan air selama kurang lebih tiga jam supaya teksturnya cukup lunak.
Kedelai yang sudah direndam
tersebut kemudian digiling menggunakan mesin sampai menjadi bubur kedelai.
Selanjutnya bubur kedelai dimasak dengan air pada satu wajan
besar dengan suhu 70-80 derajat, untuk menjaga kedelai supaya tidak mengental
Setelah dimasak, bubur kedelai tadi disaring menggunakan
kain yang kemudian dipres menggunakan alat pres khusus, hingga keluar sari
kedelai. Sari kedelai tersebut kemudian di beri bibit tahu atau biasa disebut
aci tahu supaya menjadi adonan tahu.
Proses selanjutnya ialah pencetakan. Pencetakan tahu
dilakukan secara manual menggunakan sehelai kain yang diletakan diatas cetakan
kayu yang sesuai ukurannya, kemudian adonan tahu diletakkan dan diikat tutup.
Tak sampai disitu, cetakkan tahu yang tadi kembali di pres
agar benar-benar tidak ada kadar air dalam tahu.
Proses terakhir ialah pewarnaan tahu dengan mengunakan warna
alami yang berasal dari kunyit. Tujuannya supaya tahu dapat bertahan lebih
lama.
Produksi tahu milik Yanto ini sudah berdiri sejak delapan
tahun silam. Ia merintis usahanya bersama saudaranya, Agus.
Dengan lima pegawainya, ia biasa memulai produksi dari pukul
delapan pagi sampai pukul empat sore.
“Tapi kalau pesanan banyak seperti lebaran, bisa sampai
sehari full. misal dari jam delapan pagi sampai ketemu jam delapan pagi lagi” ujar Yanto.
ia mengaku memperoleh kedelai-kedelai import dari pengepul
di dekat desanya.
Sebelum dijual, tahu yang sudah jadi kemudian dikemas dalam
plastik dan dihargai Rp. 19.000 dengan berisi 50 tahu.
Ampas tahu sisa pengepresan pun masih bisa digunakan. Untuk
diolah lagi menjadi camilan ataupun untuk pakan ternak. ia biasa jual dengan
harga Rp.5000 per kantongnya.
“Ini beli tahu sama ampasnya buat bikin kampong, amprut
untuk dijual” ungkap salah satu pembeli.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar