spot foto di Hutan Mangrove Pandansari |
BREBES – Hutan Mangrove Pandansari
merupakan destinasi wisata yang cukup menyenangkan di Kabupaten Brebes. Hutan mangrove
ini termasuk dalam Desa Wisata Mangrove dukuh Pandansari, Desa Kaliwlingi. Sehingga
lebih akrab dikenal Hutan Mangrove Pandansari.
Terletak di ujung Laut Jawa, tepatnya di dukuh Pandansari, desa
Kaliwlingi, kecamatan Brebes, kabupaten Brebes. Jarak dari jalan pantura menuju
desa wisata ini berkisar tiga puluh menit atau sejauh 13 km.
Hutan Mangrove Pandansari mengusung konsep pariwisata dengan
tracking mangrove atau berjalan-jalan di dalam hutan mangrove seluas lima belas
hektar, jalur tracking sepanjang 1 Km, dengan disuguhi tiga menara pandang serta
beberapa spot foto yang menarik di tiap sudutnya.
Sebelum sampai ke hutan mangrove, pengunjung akan
menyebrangi rawa-rawa selama kurang lebih sepuluh menit sebelum akhirnya sampai
di dermaga hutan mangrove.
Tidak hanya menjual destinasi mangrove saja, melainkan ada beberapa
aktivitas masyarakat lokal yang menjadi paket wisatanya. Sehingga mereka memiliki
beberapa kegiatan yang dijual untuk
kegiatan-kegiatan kepariwisataan. Salah satunya ada pembuatan batik alami,
proses budidaya kepiting soka, proses memanen ikan bandeng, garang rebus
berbagai varian, dan segala macamnya masih menjadikan desa wisata yang masih eksis
di kabupaten brebes.
Harga tiket wisata ini cukup terjangkau. Pada hari Senin
sampai Sabtu tiket masuknya seharga Rp. 20.000
dan anak-anak dikenai tarif Rp. 10.000.
Adapun pada hari Minggu atau hari libur lainnya tarifnya menjadi Rp. 25.000,
itu sudah termasuk naik perahu pulang pergi sepuasnya.
Terlihat ada empat buah mushola di bebrapa titik, gazebo
tempat istirahat, tempat mainan anak, dan puluhan warung makan disepanjang
wisata ini.
“Setiap tahun ada festival pesisir Pandansari, yang mana
mengangkat empat elemen dasar untuk melakukan kegiatan. Yang pertama secara keagamaan
yakni diisi dengan pengajian masal, kemudian secara lingkungan kita
mengadakan jamboree mangrove, yaitu
perkemahan yang mana diisi dengan kegiatan peduli lingkungan, diskusi
lingkungan, sampai penanaman. Ketiga secara social yakni kita melakukan
kegiatan pembagian sembako kepada masyarakat Dukuh Pandansari, pengobatan
gratis. Kemudian ada elemen budaya, budaya yang ditampilkan ialah parade dari
ujung desa sampai ujung desa dengan membawa gunungan seserahan yang dikonsep
dari kegiatan kebudayaan yang turun temurun dari dulu msih jadi kebudayaan smpe
sekarang” terang Bangkit, selaku tour Guide wisata Hutan Mangrove Pandansari,
Senin (17/02/20).
Icon dari Hutan Mangrove Pandansari ini diambil dari ikan
glodok, yakni ikan yang mampu hidup di dua alam, yang makna dasarnya kita harus
bisa beradaptasi dengan lingkungan, bukan lingkungan yang harus beradaptasi
dengan manusia.
Disini, pengunjung juga dapat menikmati wahana speed boat dan banana boat ala-ala pantai di Bali. Namun wahana ini hanya dibuka
tiap hari sabtu dan minggu, dengan tarif Rp. 30.000 per orang.
Wisata yang diresmikan tahun 2017 lalu ini buka setiap hari.
Dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB.
Menurut Nur kholik, petugas di dermaga hutan mangrove
pandansari, wisata ini terbilang cukup ramai pengunjung. Tiap harinya dapat mencapai
500 pengunjung, bahkan saat akhir pekan dapat mencapai 1500 pengunjung dihitung
dari tiket masuk yang terjual.
“Ini termasuknya
kemajuan, ini udah banyak perubahan. Tambah ramai ini termasuknya” ucap Wawan
pengunjung yang diketahui telah beberapa kali ke Hutan Mangrove Pandansari.
“Ya lumayan bagus, sejuk, adem, enak suasananya” tutur Nova pengunjung
Hutan Mangrove Pandansari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar